Kamis, 15 Mei 2014

TELADAN KI HAJAR DEWANTARA

0 komentar

TELADAN KI HAJAR DEWANTARA

Setiap memperingati Hardiknas nama Ki Dajar Dewantara tak pernah bisa di lepaskan. Bahkan hari lahir beliau 2 Mei kita jadikan hari pendidikan Nasional. Ini sekaligus sebagai tokoh pendidikan terbesar di negeri kita.
Ki Hajar Dewantara lahir 2 Mei 1899 di Yogyakarta. Nma aslinya adlah Raden Soerjaningrat. Ayahnya adalah Soerjaningrat putra sulung Paku     Alam III. Meski berasal dari keturunan bangsawan, Ki Hajar Dewantara sangat dekat dengan rakyat biasa. Ia sering tidur dan bermain dengan anak-anak biasa.
Rasa kebangsaan Ki Hajar Dewantara sudah kelihatan sejak masih kecil. Ia sering merasakan tidak enaknya hidup di bawah penjajahan bangsa lain, yakni bangsa Belanda.
Setelah lulus dari sekolah rendah Belanda ( Europeesche Lagere School ). Setahun kemudian, ia pindah kesekolah dokter atau STOVIA di Batavia, Jakarta zaman dulu masih benama Batavia.
Disana, ia mendapatkan banyak teman . Mereka berasal dari bebagai suku. Melalui pergaulan dengan pelajar berbagai daerah serta pendidikan yang ia alami , rasa kebangsaan Ki Hajar Dewantara semakin kuat.
Cita-cita Ki Hajar Dewantara adalah ingin mengangkat harga diri bangsa indonesia sejajar dengan bangsa lain. Untuk itu Ki Hajar Dewantara merasa perlu memberikan pendidikan bagi rakyat bumi putera. Untuk melaksanakan keinginannya itu, antara lain ia mendirikan sekolah Taman Siswa. Sekolah ini didirikan 3 Juli 1922 di Yogyakarta.
Dalam dunia pendidikan sekarang ini, kita jumpai semboyan Tut Wuri Handayani . Semboyan ini merupakan bagian dari semboyan yang di cetuskan oleh Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan di Taman Siswa.
Semboyan itu lengkapnya berbunyi  Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Maksudnya adalah bila ada di tengah kelompok, kita sebaiknya memberikan teladan. Bila berada di tengah ,kita berusaha membangkitkan semangat kerja,dan bila di belakang hendaknya kita mendorong dan memberikan semangat.

Rani Mulyani

Leave a Reply

Labels